Indonesia U-19 National Football Team |
Ramai diberitakan keterlibatan pakar metafisika
dalam rangkaian kesuksesan Timnas U-19. Dengan bangganya sang pakar itu
mengklaim kehebatan hitung-hitungan metafisikanya. Ia menghitung berdasarkan ‘team value’ atau struktur nama dan’ timing’ sehingga Timnas Indonesia U-19 selalu jaya
selama ini.
Sekarang si pakar itu ‘ngambek’ dan mundur dari
keterlibatannya di Timnas U-19. Menurut pengakuannya ia mundur karena
berkali-kali dikecewakan Coach Indra Sjafri karena upah yang dia harapkan tak
kunjung dipenuhi. Bukan uang, tapi publikasi namanya yang dia inginkan sebagai
imbalan bahwa dia berada di balik kehebatan Timnas U-19.
Kini ketika Timnas kesulitan menang pada tiga laga terakhir
uji coba dalam Tur Nusantara, si pakar itu merendahkan Timnas U-19. Dengan kata lain buruknya
penampilan anak asuh Indra Sjafri, dikarenakan dirinya sudah tidak terlibat
lagi.
Pakar itu mengaku keterlibatannya di tim asuhan
Indra Sjafri ini, diawali ketika mereka masih di Timnas U-17. Ketika itu
Indonesia menang 2-1 melawan Arab Saudi di Selangor Malaysia pada tanggal 2
September 2012.
Jika kita tarik ke belakang, anak asuh Indra Sjafri
telah menjuarai even HKFA Youth Championship di Hongkong pada tanggal 29
Januari 2012. Artinya kehebatan mereka sudah terbukti jauh sebelum pakar itu
terlibat.
Maka akankah Timnas U-19 karam setelah pakar itu
mundur? Benarkah sulitnya menang Evan Dimas dkk di tiga laga uji coba sekarang
karena dia mundur?
Bukankah sekarang pakar itu telah mendapatkan apa
yang dia mau, yaitu publikasi? Jadi bukankah lebih baik dia mundur?
Bukankah doa ratusan
juta pecinta bola tanah air jauh lebih dahsyat dibanding hitung-hitungan
seorang pakar?
Dan pertanyaan terakhir kita, relakah kita mengoyak
nama besar Indra Sjafri dan anak asuhnya yang sudah terpatri di hati? <JP>
No comments:
Post a Comment