Sunday 23 February 2014

Pakar Metafisika Itu Mundur, Indonesia U-19 Karam?



Indonesia U-19 National Football Team

Ramai diberitakan keterlibatan pakar metafisika dalam rangkaian kesuksesan Timnas U-19. Dengan bangganya sang pakar itu mengklaim kehebatan hitung-hitungan metafisikanya. Ia menghitung berdasarkan ‘team value’ atau struktur nama dan’ timing’  sehingga Timnas Indonesia U-19 selalu jaya selama ini.
Sekarang si pakar itu ‘ngambek’ dan mundur dari keterlibatannya di Timnas U-19. Menurut pengakuannya ia mundur karena berkali-kali dikecewakan Coach Indra Sjafri karena upah yang dia harapkan tak kunjung dipenuhi. Bukan uang, tapi publikasi namanya yang dia inginkan sebagai imbalan bahwa dia berada di balik kehebatan Timnas U-19.
Kini ketika Timnas kesulitan menang pada tiga laga terakhir uji coba dalam Tur Nusantara, si pakar itu  merendahkan Timnas U-19. Dengan kata lain buruknya penampilan anak asuh Indra Sjafri, dikarenakan dirinya sudah tidak terlibat lagi.
Pakar itu mengaku keterlibatannya di tim asuhan Indra Sjafri ini, diawali ketika mereka masih di Timnas U-17. Ketika itu Indonesia menang 2-1 melawan Arab Saudi di Selangor Malaysia pada tanggal 2 September 2012.
Jika kita tarik ke belakang, anak asuh Indra Sjafri telah menjuarai even HKFA Youth Championship di Hongkong pada tanggal 29 Januari 2012. Artinya kehebatan mereka sudah terbukti jauh sebelum pakar itu terlibat.
Maka akankah Timnas U-19 karam setelah pakar itu mundur? Benarkah sulitnya menang Evan Dimas dkk di tiga laga uji coba sekarang karena dia mundur?
Bukankah sekarang pakar itu telah mendapatkan apa yang dia mau, yaitu publikasi? Jadi bukankah lebih baik dia mundur?
Bukankah doa ratusan juta pecinta bola tanah air jauh lebih dahsyat dibanding hitung-hitungan seorang pakar?
Dan pertanyaan terakhir kita, relakah kita mengoyak nama besar Indra Sjafri dan anak asuhnya yang sudah terpatri di hati? <JP>

No comments: